Puisi Drama Musikal
Oleh: Bahauddin
Seekor piton raksasa yang masuk lewat hidungnya menari riang di tengah lapangan peluru. Anak panah merah jambu yang ia bungkus dalam kertas kado telah tersampaikan dengan baik kepada mempelai wanita, tepat sejengkal di bawah bahu kirinya. Mata katak terpejam sejenak, membayangkan jika pernikahan mereka tak akan direstui. Ular piton raksasa mendapat pukulan dan tendangan dewa petir.
Di langit, awan dan abu-abu membentuk jari kupu-kupu. Tapi lebih banyak kupu-kupu di perut mereka. Kini mereka sembunyi di balik telinga setiap wisatawan. Bahkan serigala tak sanggup mencium bulu kuduk mereka. Di semak belukar di punggung sang singa dan hulubalang istana, seumur hidup mereka terus bernyanyi
Oleh: Bahauddin
Seekor piton raksasa yang masuk lewat hidungnya menari riang di tengah lapangan peluru. Anak panah merah jambu yang ia bungkus dalam kertas kado telah tersampaikan dengan baik kepada mempelai wanita, tepat sejengkal di bawah bahu kirinya. Mata katak terpejam sejenak, membayangkan jika pernikahan mereka tak akan direstui. Ular piton raksasa mendapat pukulan dan tendangan dewa petir.
Di langit, awan dan abu-abu membentuk jari kupu-kupu. Tapi lebih banyak kupu-kupu di perut mereka. Kini mereka sembunyi di balik telinga setiap wisatawan. Bahkan serigala tak sanggup mencium bulu kuduk mereka. Di semak belukar di punggung sang singa dan hulubalang istana, seumur hidup mereka terus bernyanyi
Ditulis oleh:
Unknown
-
- Rating:
5
Terima kasih sudah membaca artikel kategori
Kata Bijak
dengan judul
Puisi Drama Musikal
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://blog-berita-online.blogspot.com/2012/06/puisi-drama-musikal.html
. Jangan lupa share ke teman-teman ya.
Apa komentar sahabat tentang Puisi Drama Musikal ?